Tuesday, May 12, 2009

Scrapbookings: Bisnis Home Industry

Scrapbookings bisa dijadikan bisnis?
Apalagi sebagai bisnis rumahan atau Home Industry. Yang bener aja?

Mari kita simak sama-sama pengalaman sorang ibu yang bernama Dyah Pradipta. (Wiyono-Bisnis).

Di luar negeri telah lama berkembang seni menata foto dengan hiasan-hiasan serta memorabilia atau kalimat-kalimat yang dapat lebih menguatkan kesan atau dikenal dengan istilah scrapbook., bahkan banyak perusahan-perusahan skala rumahan atau home industry telah banyak berkembang disana. Scrapbook hiasannya menggunakan berbagai kertas, sticker, serta hiasan lain agar tampak lebih indah dan menarik. Malahan bahan-bahan kertas serta hiasannya sengaja dipilih dari bahan berjenis khusus bebas asam agar foto-foto tidak lekas memudar atau menjadi kuning. Pingin tahu kenapa begitu?.
Tidak lain supaya menjadi dokumentasi jangka panjang dan bisa diwariskan turun-temurun. Maka tidaklah heran di luar negeri-- seperti penuturan Dyah Pradipta Ningtyas yang kurang lebih dua tahun menggeluti secara serius bisnis ini-- setiap tahun keluar katalog berbagai kertas dan sticker scrapbook berdasarkan seri-seri tertentu.

“Orang kita sebenarnya punya kecenderungan menyukai foto. Cuma setelah ditaruh di album, ditumpuk begitu saja sampai debuan, tidak pernah dibuka,” ujar Dyah. Untuk itu ia berusaha menyadarkan masyarakat agar lebih menghargai benda kenangan itu. Dengan membuatnya lebih menarik pasti orang juga selalu tertarik melihat-lihat. “Karena ada cerita yang bisa dibaca, kesannya lebih dalam,” imbuhnya.

Scrapbookings home industry yang terbilang baru dan unik tersebut berawal dari kegemarannya membuat kliping mengenai berbagai artikel yang menarik. Hobi mengkliping tulisan akhirnya beralih ketika anaknya lahir dengan mengumpulkan foto-foto ke dalam album lalu ditambahkannya hiasan dan cerita yang berkaitan dengan perkembangan Athiyya, putrinya.

Di sela-sela kesibukan sebagai seorang asisten manajer sebuah perusahaan supplier oil company ternyata ia sempat belajar scrapbook melalui internet. Walaupun dalam praktek awal masih menggunakan kertas seadanya, seperti kertas kado, askuro, album foto buatannya telah dipuji orang dan banyak teman-temannya yang minta dibuatkan. Setelah melihat peluang, makin lama akhirnya timbul keinginan menekuni bisnis ini secara serius. Maka ia coba-coba membeli bahan, kertas, sticker, pesan melalui internet. “Awalnya tidak sampai 100 dollar dan ternyata dikirim sampai ke alamat,” tuturnya. Setelah mantap dan merasa cukup modal Dyah bahkan memutuskan keluar dari pekerjaannya. “Tapi setelah dijalankan ternyata tidak semudah yang saya bayangkan,” akunya.

Pertama kali mengurus bisnis home industry ini, apa lagi merupakan jenis yang baru dan masih jarang dikenal orang bukan sesuatu yang mudah. Kini ia telah banyak belajar dari pengalaman dan mengaku yakin dengan bisnis jasa scrapbook tersebut.

Semula produk yang ditawarkan adalah satu paket album scrapbook besar terdiri sekitar 20 lembar dengan harga Rp 1,5 juta. Selanjutnya Dyah mulai mengembangkan variasi dengan membuat bentuk yang lebih kecil, simple dengan harga lebih murah. Umpamanya scrapbook dalam bentuk pigura sebagai hiasan dinding Rp 375 ribu serta buku akordion yang lembarannya dilipat-lipat seperti akordion Rp 275 ribu. “Frame harganya memang sudah mahal. Bingkainya dibuat 3 dimensi agar foto tidak menempel di kaca sehingga tidak cepat rusak karena panas,” paparnya.

Dengan harga premium, logikanya ia akan mudah mendapatkan pelanggan jika dengan menyebarkan brosur di perumahan-perumahan elit. Ternyata hasilnya tidak seperti itu. Tidak semua orang yang banyak duit lantas peduli akan foto-foto. Demikian pula saat pengalaman ikut dalam pameran kerajinan ia mendapati pengunjung pameran terlalu umum sifatnya. “Ibarat orang mau memancing tetapi tidak jelas targetnya apa,” ujarnya. Maka seterusnya ia lebih merasa cocok langsung fokus membidik paket bayi hingga umur satu tahun dengan mendatangi setiap RS bersalin.

Upayanya tidak sia-sia, sekarang setiap hari ia sibuk mengerjakan pesanan dengan dibantu seorang karyawan. Meskipun tetap berkonsentrasi dengan paket yang diperuntukkan bagi bayi lahir hingga berumur satu tahun namun dalam prakteknya Dyah flexible dalam menerima permintaan. Scrapbook, menurutnya cukup pantas dijadikan hadiah saat ulang tahun atau pernikahan yang ekslusive, sebagai benda kenangan-kenangan yang diberikan kepada atasan menjelang pensiun, atau bahkan pada saat kematian anggota keluarga dengan dibuatkan foto yang sebagus mungkin.

Lamanya mengerjakan scrapbook pesanan bisanya singkat aja asalkan semua bahan telah siap, paling butuh waktu sekitar dua hari. Namun pada saat melayani order Dyah juga berlaku luwes.

Sebagai bisnis jasa yang bersifat personal, Dyah otomatis tidak bisa langsung membuat produk massal.Meskipun sudah populer di luar negeri, tetapi di Indonesia yang mengenal scrapbook masih terbatas. Yang terpenting katanya adalah, karena tergolong karya seni maka tinggal bagaimana caranya menjaga ide kreatif jangan sampai macet.

Trus syaratnya apa aja sih untuk memulai Home industry ini?
Ok deh ini dia:

“ Beberapa Langkah Memulai Bisnis Scrapbookings:

- Peralatan yang dibutuhkan adalah satu set komputer + printer. Lebih bagus lagi bila dilengkapi pula mesin scanner sewaktu-waktu diperlukan.
- Sediakan pula perlengkapan lain seperti gunting, lem, alat tulis dan sebagainya
- Persediaan bahan. Meskipun jumlahnya tidak perlu berlebihan, pembelian impor biasanya dikenai minimum order. Terdapat beberapa produk lokal sebagai alternatif asalkan lebih selektif.
- Selanjutnya tinggal ide kreatif Anda masing-masing. Sebagi bahan pendukung referensi, baik sediakan juga kumpulan puisi, glosaria, dan lain-lain.

2 comments:

Unknown said...

saya sungguh terinspirasi dgn cerita awal memulai scrap book.. saya lg mencari apa yang menjadi passion saya. tapi selama ini jika ada teman ultah atau pun pacar saya suka sekali membuat kartu handmade mungkin cerita ini membuat saya ingin mencoba crap book walau saya tidak tahu ini bisnis yang menguntungkan atau tidak.. tapi saya mau mencoba.. terima kasih atas sharingnya.

risanti said...

terimakasih informasinya :D boleh bagi-bagi lagi ilmunya ya...
saya juga belum mengerti sekali tentang scrapbook, hanya saja saya mengoleksi kertas-kertas lucu, bungkus plastik unik, dan kutipan-kutipan motivasi :D terimakasih, salam..

Post a Comment

Anda tertarik dengan Postingan di atas? Masukkan ke blog Anda dengan menuliskan Author aslinya.

Silahkan berkomentar tapi jangan SPAM ya. NO SPAM.

Template by : Kiswanto template-kis.blogspot.com